Pada postingan kali ini, saya mau
berbagi sedikit pengalaman perjalanan dan proses mencari kerja setelah saya lulus
kuliah, semoga bisa bermanfaat dan memberikan sedikit motivasi buat kalian para
calon jobseeker (mahasiswa) atau para jobseeker yang sekarang sedang berproses
menghadapi masa-masa pahit menjadi seorang “Tunakarya”
atau bahasa kasarnya “PENGANGGURAN”.
Saya adalah seorang sarjana statistika lulusan Universitas Islam Indonesia
(UII). UII dikenal sebagai kampus perjuangan, karena memang UII lahir dari para
pejuang dan tokoh tokoh besar pendiri bangsa, seperti Moh. Hatta, Abdul Kahar
Muzakkir, dan sebagainya. Saya senang bisa kuliah di UII, kuliah di salah kampus
swasta terbaik di Indonesia, meskipun
dulu itu menjadi pilihan terakhir ketika saya tidak lolos di beberapa kampus
negeri :D. Tapi seiring berjalannya waktu, saya justru baru merasakan hikmahnya,
ternyata Allah memang menunjukkan jalan yang terbaik buat saya untuk bisa
berkuliah di UII, mungkin itu juga jawaban dari doa doa saya yang senantiasa
berdoa agar dimanapun saya berada, saya berharap bisa tetap dekat dengan sang
Pencipta. Ya, UII memang beda dengan kebanyakan kampus-kampus lain, lingkungan
dan nuansa UII sangat membentuk karakter saya, karena disana saya mempunyai
banyak teman yang hampir semuanya beragama Islam, tak sedikit juga teman yang memiliki
kepribadian baik, akhlak baik, taat beribadah, dan sebagainya, dengan adanya
teman-teman yang seperti itu, dimana hampir setiap hari saya bertemu dengan mereka,
ternyata hal itu benar-benar berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian saya
yang juga ikut menjadi baik (InsyaAllah), ya minimal lebih baik dari sebelumnya
lah hahaha.
OK Next, setelah selama kurang lebih
3,8 tahun saya kuliah di UII, akhirnya saya bisa mendapat gelar Sarjana
Statistika (s.stat). Ketika itu saya resmi menjadi seorang sarjana statistika
pada tanggal 2 Agustus 2017 (buat catatan kalau besok saya lupa :V) pasca
Yudisium dan Wisuda tanggal 23 September 2017. Wisuda adalah masa-masa yang
menyenangkan, dimana kita bisa mengenakan pakaian kebesaran kampus (TOGA) yang
menjadi kebanggan tersendir. Selain itu, kita juga di sambut oleh banyak teman,
adik adik tingkat, saudara, dan keluarga yang ikut memeriahkan dan memberikan
selamat atas gelar barunya. Tapi apa kalian tahu bagaimana rasanya setelah
WISUDA?. Ya, memang hari itu seolah-olah menjadi transisi antara MAHASISWA dan
MANUSIA BIASA (Irvan Aulia). Habis wisuda saya mau ngapain ya?, mau kemana?,
pulang kampung?, tetap di perantauan?, dan sebagainya. Jawaban umumnya sih
hanya ada 2 (Kerja atau lanjut kuliah) meskipun tidak sedikit yang memutuskan
untuk menikah (umumnya cewek), bahkan yang nikah sebelum lulus kuliah juga
banyak :D.
Masa-masa itu adalah masa-masa
pahit, saya baru benar-benar merasakan menjadi seorang pengangguran. Ya, selama
kuliah saya memang hanya fokus kuliah dan organisasi, saya belum pernah mencoba
bekerja partime, karena saya takut tidak bisa fokus kuliah, mungkin beda sama
orang-orang lain di luar sana yang bisa kuliah sambil bekerja, saya sangat
mengapresiasinya.
Sebulan sebelum saya sidang
skripsi, saya pernah ditawarin untuk bekerja di salah satu perusahaan game (Touchten
Games) oleh dosen pembimbing saya. Kebetulan ada alumni yang bekerja disana,
dan mau resign, oleh sebab itu saya diminta untuk menggantikan posisinya
sebagai seorang data analyst. Akhirnya saya mencoba melamar pekerjaan tersebut
melalui email dan itu menjadi pengalaman pertama saya melamar pekerjaan.
Setelah saya kirimkan CV dan surat lamaran ke perusahaan tersebut, saya mendapat
balasan dan soal tes kerja yang bisa di kerjakan di rumah. Setelah saya kerjakan,
ternyata hasilnya membawa saya ke tahap berikutnya yaitu tes interview, saya
datang langsung ke kantor Touchten di Jakarta. Ketika itu saya memang tidak ada
persiapan materi secara matang, saya juga belum tahu bagaimana sebenarnya
proses interview kerja, tapi saya nekat datang ke Jakarta memenuhi undangan
interview tersebut, meskipun kurang lebih 2 minggu lagi saya harus sidang
skripsi, OK itu bukan suatu halangan. Setelah saya selesai interview, mereka memberitahukan
bahwa hasil interview akan diumumkan 2 minggu pasca interview. Setelah berjalan
kurang lebih 2 minggu (setelah saya akhirnya lulus sidang skripsi), pengumuman
itu juga tak kunjung datang, hampir tiap hari saya buka email, namun sampai 1,2,
bulanpun tidak ada balasan dari Touchten, baik balasan penolakan atau
penerimaan. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena memang waktu wawancara saya
menghadapi dengan pesimis, karena selain memang itu adalah pengalaman pertama
saya interview, materi buat interview pun belum saya persiapkan secara matang.
Oleh karena itu saya berfikir, karena mungkin usaha saya masih kurang, itu baru
percobaan awal, ya wajar kalo saya belum berhasil.
OK lanjut, itu tadi sedikit
cerita pengalaman melamar kerja sebelum lulus. Nah, setelah saya lulus sidang
skripsi (sebelum wisuda) saya sudah mulai memasukkan lamaran ke banyak perusahaan. Sebenarnya memang dari awal saya ingin
sekali bisa bekerja di Jakarta, mengingat perusahaan-perusahaan besar kantornya
berpusat di Jakarta. Hampir setiap hari saya mengirimkan lamaran ke setiap lowongan
kerja yang ada, dalam hal ini saya hanya memasukkan lamaran ke perusahaan yang
memang membuka lowongan untuk lulusan S1 Statistika. Karena saya takut, jika
saya bekerja pada perusahaan yang terbuka untuk semua jurusan, ilmu saya ketika
kuliah bakal useless, ya meskipun tidak semuanya. Tapi akan lebih baik saya
bekerja di posisi yang memang membutuhkan statistika didalamnya. Setelah selang
beberapa minggu saya memasukkan lamaran ke berbagai perusahaan (>20
perusahaan), ada dua perusahaan yang membalas email saya, yang memberikan
kesempatan buat saya untuk mengikuti tes, yakni GOJEK dan Bukalapak.
Ya memang itu perusahaan besar,
kebanyakan orang pesimis untuk melamar di perusahaan itu, karena yakin, perusahaan
tersebut juga tidak sembarangan dalam memilih karyawan. Orang-orang yang
bekerja disana tentu memiliki skill dan kemampuan yang sangat baik di
bidangnya. Meskipun saya menyadari kemampuan saya yang sangat terbatas, tapi dalam
diri saya, saya mempunyai semangat untuk terus belajar, apalagi jika posisi
kerja tersebut sesuai dengan passion saya. Saya terus belajar mengasah
kemampuan saya untuk bisa layak bekerja di perusahaan-perusahaan besar tersebut.
Saya mempelajari beberapa requirements
yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan yang saya lamar, kemampuan seperti apa
yang kira-kira dibutuhkan dan dipertimbangkan perusahaan, kemudian dari situ
saya belajar mengasah kemampuan saya, meskipun secara otodidak (ilmu di
internet luas).
OK lanjut ke masalah tes GOJEK
dan Bukalapak, setelah saya men-submit hasil jawaban tes kerja pada kedua
perusahaan tersebut, sampai sekarang tidak ada jawaban sama sekali dari kedua
perusahaan. Hingga setelah wisuda, saya masih menjadi seorang PENGANGGURAN. Kegagalan
tersebut tidak mengurangi semangat saya untuk terus berjuang. Berbagai Jobfair
saya ikuti, bahkan sudah lebih dari 100 lamaran saya kirim ke beberapa perusahaan.
Saya juga mendaftarkan akun di beberapa situs layanan penyedia lowongan seperti
Jobstreet, Indeed, Urbanhire, Techin Asia dan sebagainya. Setelah berjalan
beberapa minggu pasca wisuda, akhirnya saya mendapat panggilan interview di dua
perusahaan di Jakarta yaitu Data Arts Xperience (DAX) dan Emerhub. DAX adalah
perusahaan digital marketing milik Jepang, sedangkan Emerhub adalah perusahaan yang
terkait masalah legalisasi dan perizinan perusahaan-perusahaan asing yang
berada di Indonesia (kalau salah mohon koreksi). Saya interview secara online
melalui skype, karena memang kedua perusahaan tersebut menawarkan saya untuk
interview melalui skype, mengingat mereka tahu posisi saya berada di
Yogyakarta.
Pertama, saya interview di
perusahaan DAX, dan ternyata yang menginterview saya adalah orang Jepang, tentu saja full english, itu
pengalaman kedua saya interview di perusahaan, dan merupakan pengalaman pertama
saya interview menggunakan bahasa inggris. Saya menyadari penuh bahwa kemampuan
bahasa Inggris saya sangat pas pasan sekali hahaha, apalagi speaking, masih
gagap saya melafalkan kalimat-kalimat berbahasa Inggris. Tapi, semua itu saya
hadapi dengan nekat demi mendapatkan kehormatan, eh pekerjaan :D. Akhirnya,
saya berhasil melaluinya, selang 2 hari setelah saya interview di perusahaan
DAX, kemudian saya interview di perusahaan Emerhub, meskipun yang interview
saya orang indonesia, namun beliau juga menginterview menggunakan full bahasa
Inggris, (WOW!! Gebrakan dan motivasi buat saya untuk mengasah kemampuan bahasa
Inggris saya). Tapi di interview kali ini, ada beberapa pertanyaan yang saya
jawab menggunakan bahasa Indonesia, meskipun beliau bertanya dengan menggunakan
bahasa Inggris hahaha.
Itu dua pengalaman saya interview
menggunakan bahasa Inggris, kemudian saya kembali mendapat undangan interview
di perusahaan Hakuhodo di Jakarta, kali ini perusahaan tersebut tidak
menginginkan interview melalui Skype, saya diminta untuk datang langsung ke
Jakarta. Namun, hari itu kebetulan saya tidak dapat menghadiri undangan
tersebut karena ada beberapa alasan, akhirnya saya minta cancel kepada perusahaan
(bukan maksud menolak rezeki), ada beberapa alasan yang saya pertimbangkan.
Selain itu, saya mendapat kesempatan
tes kerja di Gadjian.com dan Traveloka, namun hasilnya nihil sampai sekarang.
Ada juga beberapa email balasan yang secara halus menolak saya, bahkan lebih
dari 10 perusahaan. Ya, itu memang sudah menjadi konsekuensi bagi para
jobseeker.Selain melamar di berbagai perusahaan, saya juga mengikuti seleksi
CPNS Kementrian, memang ribet prosesnya kalau mau masuk PNS, harus submit
administrasi, tes A, tes B, dan sebagainya. Setelah mengikuti beberapa
rangkaian panjang proses seleksi CPNS, saya berhasil lolos hingga mengikuti TKD,
skor saya memenuhi passing grade, namun saya gagal ketika skor di rangking
secara nasional, saya TIDAK LOLOS, menyedihkan. Gagal CPNS memang benar-benar
membuat saya down, pengumuman CPNS menjadi alasan saya bertahan untuk tetap
tinggal di perantauan, setidaknya saya punya alasan untuk tidak pulang kampung,
karena memang saya menyadari bahwa saya berada di perantauan hanya menghabiskan
uang orang tua, tidak ada pekerjaan (Nganggur), tidak ada penghasilan, kurang
aktivitas, yang jelas sangat menyedihkan.
Beruntung saya mempunyai
teman-teman perjuangan, yang sama-sama sedang berproses menjadi manusia yang
benar benar manusiawi hahaha, teman yang baik, yang selalu menguatkan saya untuk
tetap berjuang, dan memberikan banyak motivasi buat saya. Di samping banyaknya
kegagalan yang sudah saya alami, saya tidak berhenti berdoa dan berusaha, saya
selalu berdoa agar saya bisa mendapatkan pekerjaan yang halal, jauh dari RIBA,
dan harapannya ketika bekerja bisa tetap dekat dengan sang Pencipta.
NEXT, kemudian saya kembali
mendapat undangan interview di perusahaan Start Up, awalnya saya tidak tahu itu
perusahaan apa, berbekal pengalaman interview-interview sebelumnya, akhirnya
saya benar-benar mempersiapkan materi buat wawancara, saya mempelajari profil
perusahaan. Namun, ketika saya membuka tentang profil perusahaan, ternyata itu
adalah perusahaan peminjaman uang yang tentunya di dalamnya juga memainkan BUNGA.
Saya konsultasi ke bebarapa orang terdekat saya, banyak yang menyarankan saya untuk
tidak melanjutkan proses interview tersebut, karena memang bergelut dengan RIBA
itu bahayanya cukup besar. For your information dalam Islam (Dosa paling ringan
riba adalah ibarat berzina dengan ibu kandung kita sendiri), itu adalah dosa
paling ringan, dimana dosa zina aja hukumannya berat, kalau belum menikah di
cambuk dan di asingkan (diusir dari kampungnya), kalau udah menikah harus di
rajam (dilempar batu) sampai mati, bayangkan dosanya berzina dengan Ibu kandung
kita sendiri, ingat, itu dosa PALING RINGAN, dosa utama bermain riba adalah 36 kali
berzina, bayangkan!!!, baik pemberi riba, atau yang meminjam dengan riba, dua-duanya
berdosa (Mohon koreksi, dan bisa dicari sendiri dalilnya).
Malah ceramah, hahaha, oke lanjut,
akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengikuti interview tersebut, padahal saat
itu posisi saya benar-benar lagi down, pengangguran akut, dan haus akan
pekerjaan, sempat mikir pekerjaan apa saja deh saya ambil. Kemudian, saya dan
teman-teman sempat berinisiatif untuk berwirausaha, hingga akhirnya usaha
tersebut berjalan, yakni berjualan donat kecil (DOCIL), alhamdulillah usaha
tersebut berjalan dengan lancar, sampai sekarang. Sistem produksinya pre order,
jadi ketika ada yang pesan, baru kita buat, ternyata banyak sekali peminat
donat hasil produksi kita. Kita benar-benar mengkonsepnya dengan matang, setelah
berjalan beberapa minggu, dan ketika saya sedang asik menjadi seorang enterpreneur,
tiba-tiba saya kembali mendapat panggilan interview di perusahaan yang berada
di Jogja (WIR Group), saya sangat senang karena sudah sekian lama saya tidak
mendapatkan panggilan interview, tes kerja dan sebagainya. Bahkan saya mendapat
undangan interview di perusahaan yang sama sekali saya lupa kapan masukkin
lamaran ke perusahaan tersebut haha, saking lamanya (mungkin lebih dari 2 bulan
yang lalu pasca lulus sidang skripsi). Bersamaan dengan undangan interview
tersebut, saya juga mendapat undangan interview di dua perusahaan di Jakarta,
yakni di CoreChain dan Nielsen.
Melihat nama Nielsen masuk ke email saya, saya sangat bahagia luar biasa, karena
saya tahu itu perusahaan besar. Nielsen adalah perusahaan multinasional, yang
bergerak dibidang riset pemasaran. Dimana Nielsen adalah salah satu perusahaan
riset pemasaran terbesar di dunia. Dari ke tiga tawaran interview tersebut, WIR
Group, CoreChain dan Nielsen, saya memprioritaskan Nielsen untuk menjadi tujuan
utama interview, karena kebetulan ketiga perusahaan tersebut menjadwalkan hari yang
sama untuk proses interviewnya. Akhirnya saya berfikir, tidak mungkin saya
menolak tawaran interview, ini adalah jalan, ini adalah rezeki, mungkin ini
jalan sekaligus ujian yang datang dari Allah, sekarang tinggal bagaimana saya
menghadapinya. Akhirnya, saya mengatur sedemikian jadwal interview, sehingga
interview di WIR Group dan CoreChain bisa di undur sesuai ketersediaan saya
untuk hadir interview. Saya memutuskan untuk berangkat ke Jakarta pada tanggal
2 November 2017 untuk mengikuti interview di Nielsen. Berbeda dengan yang lain,
biasanya sepengetahuan saya, proses masuk Nielsen harus mengikuti beberapa
proses, diantaranya Basic Test, Interview dan Try Out. Namun saya langsung tes
interview kepada manajer, mungkin ini juga cara Allah memberikan jalan mudah
buat saya.
Saya tiba di Nielsen pada tanggal
3 November, kurang lebih 1,5 jam saya di interview oleh seorang manajer, berbeda
dengan interview-interview sebelumnya, kali ini saya interview dengan sangat
optimis, dan penuh keyakinan. Saya menjawab beberapa pertanyaan dengan cukup
baik (menurut saya), penuh semangat, dan cukup antusias untuk bisa bekerja
disana. Meskipun ada beberapa pertanyaan yang belum bisa saya jawab dengan
baik, namun saya tetap optimis. Akhirnya setelah selesai interview, saya
kembali ke Jogja, dan tidak berselang lama, kurang lebih 3 hari saya
mendapatkan email dari manajer yang menginterview saya, bahwa saya diberi
kesempatan untuk bergabung bersama tim. Awalnya saya tidak percaya, dan ragu,
ini benar atau gak?? Soalnya saya belum mengikuti tes tes yang lain seperti
basic test dan try out, sementara beberapa teman saya yang pernah daftar disana
semuanya mengikuti rangkaian proses seleksi tes tersebut. Akhirnya saya
konsultasikan ke dosen saya (dulu pernah bekerja di Nielsen juga), ternyata
memang benar kalau saya di terima kerja disana. Saya sangat bersyukur, dan
yakin ini jalan yang terbaik buat saya, ini adalah jawaban do’a do’a saya, ini
adalah hasil perjuangan saya, dan yang jelas ini adalah buah dari kegagalan-kegagalan
yang saya lalui.
14 November 2017 saya diminta
datang ke kantor Nielsen, untuk menandatangani kontrak kerja, dan tanggal 27
November 2017 adalah hari pertamakali saya bekerja di Nielsen, dan saat ini
saya sangat bangga bekerja di salah satu perusahaan global marketing research terbesar di dunia Nielsen.
Sekian, itu sedikit pengalaman
dari saya, semoga bisa bermanfaat buat siapa saja yang membaca postingan ini,
kalau ada salah kata, kalimat, pernyataan, mohon di koreksi, yang perlu di
ingat dan ditanamkan adalah jangan berhenti berjuang, karena setiap orang pasti
punya quota kegagalan masing-masing, habiskan jatah kegagalan tersebut, jangan
menyerah sebelum kegagalan itu habis, yakin dan percaya diri kalau keberhasilan
pasti dapat diraih setelah melalui semua kegagalan, dan yang perlu diketahui
bahwa hampir tidak ada orang berhasil tanpa kegagalan, gagal 10, 20, 30, 40, …..
kali itu adalah hal yang biasa, itu bagian dari proses, semakin besar
perjuangan kita, semakin besar usaha kita, tentu hasilnya juga akan semakin
besar, dan jangan lupa sisipkan do’a di setiap usahamu, karena itu juga sebagai
kunci, Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kita, Allah akan
memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, semangat
berjuang.
Terimakasih :)
5 comments
Write commentsHalo, nama saya Kristin.
ReplyTerima kasih sudah share pengalamannya. Saat ini saya juga sedang mrncari posisi sebagai Data Analyst. Kalau boleh tahu waktu itu apply via apa? Kalau misal via email HR nya, boleh saya minta emailnya?
Terima kasih
Halo Kristin,
ReplyKebetulan saya applynya waktu itu langsung melalui email manager yang ngrekrut, soalnya pas emang lg bener2 dibutuhin, jadi langsung managernya yg ngrekrut :)
Halo, saya honesty. Membaca blog ini, saya pun jadi terbawa senang padahal cuma pembaca, mungkin krn saat ini saya masih menjadi seorang jobseeker di peminatan yg sama dengan mbaknya.
ReplyKalau boleh, next time berbagi cetita dong mba, jadinseorang data analyst itu bagaimana, apa saja pekerjaannya, dan teori2 apa yg harus dipahami dll. Ditunggu ya mba :D
Good, jangan lupa selalu berdoa dan bersyukur. Satu lagi, jangan lupakan fakir miskin dan anak yatim...
Replyhanyut dlm cerita, terimakasih telah mengingatkan utk tdk berhenti berjuang wlaupun gagal
Reply:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100